Wednesday, March 23, 2011

hospitalisasi pada anak



A.    Latar Belakang

Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan adalah tidak lain dari reaksi hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya. Sebagaimana komitmen dalam mengatasi hal tersebut baik secara individual maupun secara sosial yaitu upaya menimalisirkan dampak serta memaksimalkan manfaat dari hospitalisasi.
Berangkat dari sisi tersebut diatas permasalahan yang menjadi masalah pokok yang harus mendapat perhatian utama dari pemerintah khususnya di dunia kesehatan. Karena itu berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui dunia pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat. Akan tetapi, dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tersebut kenyataannya belum banyak menjawab dari permasalahan yang dihadapi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu adanya upaya yang dapat menyingkapi arus hospitalisasi dan dampak yang menyertainya, antara lain :
  1. Menumbuhkan rasa kesadaran pada tugas dan kewajibannya.
  2. Menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan sosial.
  3. Mengantisipasi sedini mungkin segala dampak yang ditimbulkannya
Oleh sebab itu, kami merasa tertantang dengan diberikannya tugas mengenai  ”Hospitalisasi” dan apa saja yang menjadi dampak dari permasalahan tersebut.

B.      Rumusan Masalah
Dalam tulisan ini kami merumuskan masalah sebagai berikut ;
1.      Faktor apa saja yang terlibat dalam Hospitalisasi ?
2.      Apa saja manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari Hospitalisasi?

C.    Tujuan Dari Permasalahan
Tujuan permasalahan dalam penulisan masalah hospitalisasi ini adalah ;
  1. Untuk megetahui faktor-faktor yang terlibat dalam hospitalisasi.
  2. Mengetahui sejauh mana manfaat dan dampak yang ditimbulkannya.

D.    Manfaat Dari Permasalahan
Dengan permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut
  1.  Bagi Anak
Sebagai input dalam melakukan dan menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut.
  1. Bagi Orang tua
Sebagai dasar untuk mengatasi dampak dari hospitalisasi bagi anak dan dirinya sendiri.
  1. Bagi Keluarga
Sebagai masukan dalam mengatasi permasalahan hospitalisasi.
  1. Bagi Lingkungan Sosial
Bahan informasi tentang pentingnya peranserta lingkungan sosial untuk ikut serta mengatasi permasalahan hospitalisasi.












BAB II
HOSPITALISASI PADA ANAK

A.    Pengertian Hospitalisasi
Suatu proses karena suatu alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama proses tersebut bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan yang asing, lingkungannya yang asing, orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi akan menunjukkan rasa cemas. Rasa cemas pada orang tua akan membuat stress anak meningkat. Dengan demikian asuhan keperawatan tidak hanya terfokus pada anak terapi juga pada orang tuanya.

B.     Stressor umum pada hospitalisasi
1.      Perpisahan
2.      Kehilangan kendali
3.      Perubahan gambar diri
4.      Nyeri dan Rasa takut

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi hospitalisasi pada anak
1.      Berpisah dengan orang tua dan sparing.
2.      Fantasi-fantasi dan unrealistic anxieties tentang kegelapan,monster,pembunuhan dan binatang buas diawali dengan yang asing.
3.      Gangguan kontak social jika pengunjung tidak diizinkan
4.      Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit.
5.      Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian .



D.    Reaksi orang tua pada hospitalisasi anak
1.      Denial tidak percaya akan penyakit anak
2.      Marah/merasa bersalah, merasa bersalah karena tidak bisa merawat anaknya
3.      Ketakutan, frustasi dan cemas, tingkat keseriusan penyakit, prosedur tindakan medis, dan ketidaktahuan
4.      Depresi, terjadi setelah masa

E.     Pendekatan yang digunakan dalam hospitalisasi
1.      Pendekatan Empirik
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat dalam hospitalisasi, metode pendekatan empirik menggunakan strategi, yaitu ;
a.       Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada peserta didik.
b.      Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri mereka sendiri dan peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2.      Pendekatan melalui metode permainan
Metode permainan merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari. Kegiatan yang dilakukan sesuai keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan.
a.       Bermain merupakan kegiatan
1)       Menyenangkan / dinikmati
2)      Fisik
3)      Intelektual
4)      Emosi
5)      Sosial
6)      Untuk belajar
7)       Perkembangan mental
8)      Bermain dan bekerja


b.      Tujuan bermain di rumah sakit
1)      Untuk dapat melanjutkan tumbuh kembang yang normal selama di rawat.
2)      Untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dan fantasinya melalui permainan.
c.       Prinsip bermain di rumah sakit
1)      Tidak membutuhkan banyak energy
2)      Waktunya singkat
3)      Mudah dilakukan
4)      Aman
5)      Kelompok umur
6)      Tidak bertentangan dengan terapi
7)      Melibatkan keluarga
d.      Fungsi bermain
1)      Aktifitas sensori motorik
2)      Perkembangan kognitif
3)      Sosialisasi
4)      Kreatifitas
5)      Perkembangan moral therapeutic
6)      Komunikasi
e.       Klasifikasi bermain
1)      Sosial affective play
a)      Belajar memberi respon terhadap lingkungan.
b)      Orang tua berbicara / memanjakan ; anak senang, tersenyum, mengeluarkan suara, dan lain-lain.
2)      Sense of pleasure play
a)      Anak memperoleh kesenangan dari suatu obyek disekitarnya.
b)      Bermain air / pasir.
3)      Skill play
a)      Anak memperoleh keterampilan tertentu.
b)      Mengendarai sepeda, memindahkan balon, dan lain-lain.
4)      Dramatic play / tole play
a)      Anak berfantasi menjalankan peran tertentu , contohnya ; perawat, dokter, ayah, ibu, dan lain-lain.
f.       Karakteristik social
1)      Solitary play
a)      Dilakukan oleh balita (todler) atau pre school
b)      Bermain dalam kelompok, permainan sejenis, tak ada interaksi, tak tergantung.
c)      Bermain dalam kelompok, aktivitas sama, tetapi belum terorganisasi dengan baik
d)     Belum ada pembagian tugas, bermain dengan keinginannya
e)      School age / adolescent
f)       Permainan terorganisasi terencana, ada aturan-aturan tertentu
2)      Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain
a)      Tahap perkembangan anak
b)      Status kesehatan
c)      Jenis kelamin
d)     Alat permainan

F.     Stressor dan Reaksi sesuai tumbuh kembang pada anak
Reaksi anak pada hospitalisasi
1.      Masa bayi (0-1 tahun)
Dampak perpisahan, usia anak >6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas)
a.       Menangis keras
b.      Pergerakan tubuh yang banyak
c.       Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan
2.      Masa todler (2-3 tahun)
Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan tahapnya.
a.       Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
b.      Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat bermain, sedih, apatis\
c.       Pengingkaran / denial
d.      Mulai menerima perpisahan
e.       Membina hubungan secara dangkal
f.       Anak mulai menyukai lingkungannya
3.      Masa prasekolah (3-6 tahun)
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman, sehingga menimbulkan reaksi agresif.
a.       Menolak makan
b.      Sering bertanya
c.       Menangis perlahan
d.      Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
4.      Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan ;
a.       Meninggalkan lingkungan yang dicintai
b.      Meninggalkan keluarga
c.       Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
5.      Masa remaja (12-18 tahun)
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Reaksi yang muncul ;
a.       Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
b.      Tidak kooperatif dengan petugas
c.       Bertanya-tanya
d.      Menarik diri
e.       Menolak kehadiran orang lain



G.    Gangguan peran orang tua dan keluarga
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi
Ø  Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi ;
-          Takut
-          Cemas
-          Perasaan sedih
-          Frustasi
-          Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi
-          Marah
-          Cemburu
-          Benci
-          Rasa bersalah
Ø  Reaksi lingkungan sosial terhadap hospitalisasi
-          Acuh tak acuh
-          Terkesan menghindar
Intevensi perawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi
Fokus intervensi keperawatan adalah ;
-          Menimalkan stressor
-          Memaksimalkan manfaat hospitalisasi
-          Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga
-          Mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit
Ø  Upaya meminimalkan stressor atau penyebab stress
Dapat dilakukan dengan cara ;
-          Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
-          Mencegah perasaan kehilangan control
-          Mengurangi / menimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Ø  Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan
-          Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
-          Modifikasi ruang perawatan
-          Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah, surat menyurat, bertemu teman sekolah
Ø  Mencegah perasaan kehilangan control
-          Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif
-          Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
-          Buat jadwal untuk prosedur terapi, latihan, bermain
Ø  Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri
-          Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang menimbulkan rasa nyeri
-          Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
-          Menghadirkan orang tua bila mungkin
-          Tunjukkan sikap empati
-          Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan melalui cerita dan gambar
-          Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka
Ø  Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak
-          Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar
-          Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak
-          Meningkatkan kemampuan kontrol diri
-          Memberi kesempatan untuk sosialisasi
-          Memberi support kepada anggota
Ø  Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit
-          Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
-          Kenalkan pada pasien yang lain
-          Berikan identitas pada anak
-          Jelaskan aturan rumah sakit
-          Laksanakan pengkajian
-          Lakukan pemeriksaan fisik
Adapun dampak yang akan dialami bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stressdan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak keluarga terhadap kerusakan penyaklit dan pengobatan.

H.    Asuhan keperawatan anak dengan hospitalisasi
Menejemen asuhan keperawatan untuk balita
1.      Berikan asuhan keperawatan yang konsisten
2.      Menyayi dan berbicara dengan bayi
3.      Sentuh, pegang, gendong bayi dan terus berinteraksi selama prosedur
4.      Anjurkan interaksi dengan orang tua : rooming in, orang tua bicara dengan anak dan ijin apabila mau pergi
5.      Biarkan mainan yang membuat rasa nyaman dan aman
6.      Anjurkan orang tua berada disamping anak saat prosedur invasive yang menyakitkan
7.      Dekatkan mainan faforit anak
8.      Pertahankan kontak maksimal dengan beberapa perawata, kenalkan perawata disamping orang tua, ijinkan anak bertemu perawata sebelum prosedur dilakukan
9.      Bantu kunjungan saudara kandung
Manajemen asuhan keperawatan untuk anak sekolah
1.      Batasi aturan dan dorongan pada perilaku
2.      Anjurkan orang tua merencanakan kunjungan dengan anak
3.      Ijinkan anak memilih dalam batasan yang yang dapat diterima
4.      Berikan cara-cara anak dapat membantu pengobatan dan ouji atas kerjasama anak
Permasalannya :
1.      Rasa takut : pahami penyebab penyakit, dan lihat ekspresi verbal dan non verbal
2.      Ansietas : pahan alasan dipisahkan tetapi masih butuk keberadaan orang tua dan lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-teman
3.      Tidak berdaya : anak marah dan frustasi, lamanya imobilisasi dihubungkan dengan menarik diri, bosan, perasaan antipasti. Peduli terhadap kehilangan control emosi, menangis karena malu yang berlebihan karena pengobatan.
4.      Gangguan citra diri: peduli terhadap perubahan tubuh, dapat mengalihkan rasa nyeri dengan alihkan perhatian, takut terhadap pembedahan di area genital.
Menejemen pada anak usia sekolah
1.      Monitor perilaku untuk menentukan kebutuhan emosi terutama pada anak yang menarik diri dan tidak berespon
2.      Jelaskan prosedur rinci (jika anak meminta)
3.      Anjurkan kunjungan teman sebaya
4.      Diskusikan respon thd pertanyaan ttg penyakit dan perubahan tubuh
5.      Berikan waktu diskusi
6.      Biarkan anak memilih, partisipasi, privasi,
7.      Ikuti kenginan anak ttg keberadaan ortu
Permasalahan :
1.      Rasa takut : paham bahwa penyakit beragam, menunjukkan sedikit rasa takut tetapi bisa ketakutan kalau pengalaman lalu menyakitkan.
2.      Ansietas : pada orang tua penting tetapi tidak harus, peduli atas perpisahan dengan guru dan teman, cemas terhadap PR sekolah dan perubahan peran dalam kelompok.
3.      Tidak berdaya : anak berusaha mandiri, mencoba berani selama prosedur medis, kasar pada orang tua saat berusaha mandiri membuat stress, peduli dengan cara mengekspresikan perasaan dan malu terhadap perilaku yang berlebihan, merasa tidak pasti tentang masa depan karena penyakit atau hospitalisasi.
Manajemen pada anak usia remaja
1.      Fasilitasi perencanaan aktifasi (peer)
2.      Menjelaskan kepada orang tua tentang kebutuhan mandiri
3.      Monitor perilaku anak apabila ingin bicara
4.      Berikan permainan dan aktifitas lain yang membantu untuk dapat diskusi
5.      Berika npenyuluhan rinci tentang prosedur pengobatan, terapi yang menyangkut area genital
6.      Berikan privasi setiap prosedur tindakan
Permasalahan:
1.      Rasa takut ; anak dapat berfikir hipotesis tentang penyakitnya, banyak bertanya dan mengekspresikan rasa takut secara verbal tentang konsekuensi penyakit
2.      Ansietas : perpisahan dengan sekolah dan teman lebih bermakna dari pada orang tua, menarik diri dikarenakan perubahan penampilan
3.      Tidak berdaya : peduli terhadap kehilangan fungsi mandiri, sulit mengijinkan bantuan secara fisik dan emosi  saat marah, menarik diri atau frustasi.
4.      Gangguan citra diri : peduli dengan ancaman terhadap perubahan terhadap perkembangan identitas seksualitas dan peran sesuai gender, sangat peduliterhadap perubahan citra diri, kuatir tentang tanggapan orang lain/dikasihi, sulit bekerja sama jika pengobatan yang berhubungan dengan perubahan citra diri

I.       KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, kami menyimpulkan bahwa reaksi hospitalisasi dan dampak yang ditimbulkannya banyak terjadi pada anak, mulai dari usia bayi sampai dengan masa remaja.
2.      Saran
Kami menghimbau kepada pemerintah khususnya dibidang dunia kesehatan serta pihak-pihak yang terkait kiranya ;
a.       Lebih memperhatikan arus hospitalisasi yang terjadi, khususnya yang sering terjadi pada anak.
b.       Lebih mengembangkan lagi metode-metode yang dapat mengatasi permasalahan mengenai hospitalisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Dachi, Jovan. 2006. Dalam File Keparawatan. Jakarta: Internet

S.Kp, Susilawati.2008. Kumpulan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Bronchopneumoni. Jakarta: Internet

Tabloid Profesi. 2008. Kardiovaskuler Nomor 150 – Tahun XIII. Jakarta: Internet

No comments:

Post a Comment