LAPORAN PENDAHULUAN
ASAM URAT
A. PENGERTIAN
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak
terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkann pada wanita biasanya mendekati masa manopause.
(kapita
selekta kedokteran edisi ketiga jilid pertama, 2001; 542)
Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat,
adalah salah satu penyakit inflamasi yang menyerang persendian.
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena
deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai
akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat)
disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari
ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
1. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
2. Gout
sekunder Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam
urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
B. ETIOLOGI
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia
pada penyakit ini disebabakan oleh :
(1)
Pembentukan asam urat yang berlebih.
• Gout
primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
• Gout
sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit
lain, seperti leukimia.
(2)
Kurang asam urat melalui ginjal.
• Gout
primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui
• Gout
sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
C. PATIFISIOLOGI
Banyak
faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme
serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1.
Presipitasi kristal
monosodium urat.
Presipitasi
monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih
dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-
artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan
negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan
IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon
leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan
kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan
selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3.
Fagositosis
Kristal
difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala
disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4.
Kerusakan lisosom
Terjadi
kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen
antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5.
Kerusakan sel
6. Setelah
terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial,
yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
D. TANDA DAN
GEJALA
Gout
berkembang dalam 4 tahap :
a.
Tahap Asimptomatik :
Pada tahap ini kadar asam urat dalam darah meningkat, tidak menimbulkan gejala.
b.
Tahap Akut :
Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak, umumnya terjadi pada
tengah malam atau menjelang pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat
pada sendi yang terkena, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan
perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu
14 hari.
c.
Tahap Interkritikal :
Pada tahap ini penderita dapat kembali bergerak normal serta melakukan berbagai
aktivitas olahraga tanpa merasa sakit sama sekali. Kalau rasa nyeri pada
serangan pertama itu hilang bukan berarti penyakit sembuh total, biasanya
beberapa tahun kemudian akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang
terjadi hanya sekali sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana
sipenderita mengatasinya.
d.
Tahap Kronik :
Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi akut. Frekuensi
serangan akan meningkat 4-5 kali setahun tanpa disertai masa bebas serangan.
Masa sakit menjadi lebih panjang bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung
terus-menerus disertai bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan non medik.
a.
Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi
purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
b.
Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di
teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila
terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan medik.
a.
Fase akut.
Obat yang digunakan :
1. Colchicine (0,6 mg)
2. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari
selama 4-7 hari)
3. Fenilbutazon.
b. Pengobatan jangka panjang
terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
1.
Golongan urikosurik
- Probenasid, adalah jenis obat yang
berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
- Sulfinpirazon, merupakan dirivat
pirazolon dosis 200-400 mg perhari
- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300
mg.
- Benzbromaron.
2.
Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase
poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin
menjadi asam urat.
F. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Kadar asam
urat serum meningkat.
2. Laju
sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
3. Kadar asam
urat urine dapat normal atau meningkat.
4. Analisis
cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis.
5. Sinar X
sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
G. KOMPLIKASI
1.
Nodulus reumatoid
ekstrasinovialdapat terbentuk pada katup jantung atau pada paru, mata, atau
limpa. Funngsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi
apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular terbentuk pada mata.
2. Vasulitis
(inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan trombosist dan infark.
3. Penurunan
kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari, depresi dan stres
keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.
H. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.
Nyeri akut berhubungan dengan
agen-agen cidera (biologis).
2.
Gangguan pola tidur berhubungan
dengan nyeri.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan
agen-agen cidera (biologis).
Ditandai dengan :
1. Klien
mengatakan kaki kirinya terasa nyeri. Dengan skala nyeri 3 (nyeri berat).
Terasa sakit saat menggerakkan kaki.
2. klien
mengatakan ketika berbaring klien batuk.
3. klien tampak
lemah
4. klien tampak
meringis
5. klien tampak
menahan nyeri
Dengan
kriteria hasil :
1. Nyeri
berkurang dan teratasi dengan skala nyeri 0 (tidak ada nyeri).
2. Klien tidak
meringis lagi
3. Klien merasa
tidak nyeri lagi.
Intervensi :
1. Pantau kadar
asam urat serum.
2. Berikan istirahat
dengan kaki ditnggikan.
3. Berikan
kantung es atau panas basah.
4. Berikan
analgesik yang diprogramkan.
5. Berikan obat
anti gout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya
6. Instruksikan
pasien untuk minim2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukn makanan
pembuat alkalis seperti susu, buah sitrun dan daging.
Gangguan
pola tidur berhubungan dengan nyeri.
Ditandai dengan :
1. Klien juga
mengatakan tadi malam tidurnya hanya ± 5 jam.
2. Klien tampak
lemah.
3. tampak
lingkaran hitam di bawah mata klien.
Dengan
kriteria hasil :
1. tidur klien
dapat terpenuhi.
2. Klien tampak
segar.
Intervensi : Obs. TTV
1. atur posisi
senyaman mungkin
2. ajarkan
tehnik relaksasi.
3. Berikan
lingkungan yang tenang dan nyaman.
4. Kolaborasi.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,
Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2009.
Fakultas
Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media
Aesculapius, 2001.
Patofisiologi gout arthritis | rod-tobing weblog™
sectiocadaveris.wordpress.com
keren.. membantu gan.
ReplyDeletekumpulan PTC lokal
http://sho-ptc.blogspot.com